Bahaya Menggunakan Oli Diluar Spesifikasi Dari Pabrikan Motor

mengisi-oli-mobil

Akhir-akhir ini marak oli HDEO (Heavy Duty Engine Oil) dan juga PCMO (Passenger Car Motor Oil) digunakan untuk sepeda motor baik kopling manual maupun matic. Dan hal ini tentu saja melanggar petunjuk perawatan sepeda motor terkait karena menggunakan oli mesin yang di luar spesifikasi yang dianjurkan dan secara otomatis menggugurkan garansi mesin.

Pada buku petunjuk penggunaan sepeda motor baik kopling manual maupun matic memberikan petunjuk tentang viskositas atau kekentalan oli yang dianjurkan berdasarkan tingkat SAE, kemudian tingkat spesifikasi API service minimal dan sertifikasi JASO yang dibutuhkan (JASO MA untuk kopling basah dan JASO MB untuk kopling kering). Dengan spesifikasi yang sudah gamblang diharapkan pengguna tidak akan kesulitan dalam menemukan oli mesin yang sesuai untuk sepeda motornya.

Contohnya misal Honda CB150R direkomendasikan menggunakan oli API SJ, JASO MA dan tingkat viskositas SAE 10W30 sampai dengan 10W40. Berarti Honda CB150R boleh menggunakan oli dengan sertifikasi API SJ keatas yaitu API SJ/SL/SM dan SN karena API servis yang baru kompatibel dengan API servis yang lebih lama (dengan catatan mesin kondisi standar). Selain itu adalah oli untuk Honda CB150R harus mempunyai sertifkasi JASO MA. Viskositas oli yang dianjurkan untuk Honda CB150R termasuk 10W30, 5W30, 0W30, 10W40, 5W40 atau 0W40. Angka di belakang huruf W pada tingkat SAE menunjukkan tingkat keenceran pada suhu 100° C yang direkomendasikan pada Honda CB150R adalah grade 30 dan 40 menurut SAE J300. Sedangkan angka di depan huruf W menunjukkan tingkat viskositas pada suhu dingin sehingga semakin kecil semakin mudah distarter pada suhu dingin. Karena JASO MA mensyaratkan tingkat viskositas HTHS (High Temperature High Shear) min 2,9 mPA.s sehingga semakin kecil tingkat viskositas W mengharuskan viscosity index yang semakin tinggi sehingga biasanya memiliki base oil yang lebih baik.

Oleh API (American Petroleum Institute) base oil dikelompokkan menjadi:

  1. Group I : biasa disebut mineral based. Base oil ini harganya paling murah karena proses pengolahannya paling sederhana. Memiliki kandungan sulfur > 0,03 %, molekul hidrokarbon jenuh < 90% dan indeks viskositas 80 s.d 120.
  2. Group II : base oil ini diolah dengan hydrocracking sehingga hasil yang didapatkan hasil yang lebih murni dari Group I. Memiliki kandungan sulfur < 0,03 %, molekul hidrokarbon jenuh > 90 % dan indeks viskositas 80 s.d 120. Karena seluru kandungan molekul hidrokarbon jenuh sehingga memiliki sifat antioksidasi yang lebih baik.
  3. Group III : base oil ini karakteristiknya mirip dengan Group II tetapi memiliki indeks viskositas yang lebih tinggi yaitu > 120. Semakin tinggi indeks viskositas maka ketebalan lapisan oli semakin bertahan seiring berubahnya tingkat panas mesin. Base oil group III diperoleh dengan proses hydrocracking lebih lanjut dari base oil Group II.
  4. Group IV : base oil dari PAO (Polyalpha olevin).
  5. Group V : adalah base oil yang tidak termasuk di group I s.d IV, salah satunya adalah  polyolester.

Oli dengan base oil group III dan IV biasa dipasarkan sebagai fully synthesis. Sedangkan oli semi synthesis terdiri dari campuran antara base oil group I dan II dan sebagian base oil group III dan IV. Sedangkan oli mineral menggunakan base oil group I dan II. Oli mesin yang paling bagus adalah yang full synthesis disusul semi synthesis dan terakhir oli mineral based. Semakin bagus base oil maka oli akan semakin stabil terhadap oksidasi sehingga tidak mudah menguap dan masa pakai lebih lama.

Sertifikasi tingkat API service dikeluarkan American Petroleum Institute dan digolongkan ke dalam API Sx untuk mesin pemetik api dengan busi (mesin bensin) dan API Cx untuk pemetik api dengan kompresi (mesin diesel). Untuk mesin bensin tingkat API servis dari yang paling lama ke yang paling baru API SF, API SG, API SJ, API SL, API SM dan API SN. Sedangkan untuk mesin diesel tingkat API servis API CH-4, API CI-4, API CI-4+, API-CJ. Semakin baru tingkat API servis akan kompatibel dengan tingkat API servis sebelumnya untuk kendaraan standar. Pada setiap tingkatan API servis SJ sampai SM tingkat kandungan phospor yang biasanya terdapat dalam oli mesin sebagai ZDDP (Zing dithiophospate) semakin dikurangi, hal ini karena sifat racunnya dan bisa merusakan katalis konverter pada mesin jenis baru. Ironisnya ZDDP sangat penting  untuk perlindungan camshaft jenis flat (sliding/cleave) tappets termasuk di sini camshaft yang tidak menggunakan roller rocker arm seperti camshaft pada Honda CBR150R. Kurang dari setahun sejak dikeluarkannya API SM yang mengurangi tingkat phospor maksimal sebelumnya API SJ maksimum 1200 ppm dan API SL maksimum 1000 ppm  dan API SM 800 ppm saja sehingga terjadi banyak kasus kerusakan prematur pada camshaft jenis flat (sliding/cleave) tappets pada saat inreyen yang kemungkinan disebabkan karena tingkat kandungan ZDDP pada oli yang kurang. Oleh karena itu munculah oli mesin khusus yang ditujukan untuk keperluan tertentu dengan kandungan phospor dan zinc di atas kadar yang diperbolehkan oleh API, misalnya oli racing untuk kendaraan yang sudah disetting untuk racing contohnya Motul 300V. Sedangkan mesin yang standar dari pabrikan masih aman menggunakan spesifikasi API servis SM dan API servis SN.

Sedangkan sertifikasi JASO dikeluarkan oleh Japanese Automotif Society. Untuk mesin 4 tak JASO menggunakan standar JASO MA, MA1, MA2 untuk kopling basah dan JASO MB untuk kopling kering. Sedangkan untuk mesin 2 tak menggunakan standar JASO FA, FB, FC dan FD. Standar JASO MA digunakan untuk memenuhi kebutuhan penggolongan oli mesin untuk kopling basah (wet clutch) yang tidak masuk dalam penggolongan API servis karena sejak API servis SJ dukungan untuk kopling basah tidak diwajibkan. Salah satu pengujian standar JASO MA adalah pengujian tingkat friksi yang menentukan kecocokan untuk digunakan pada kopling basah.

Pada oli HDEO dan PCMO sangat jarang mencantumkan spesifikasi JASO MA atau MA2 maupun MB karena tidak ditujukan untuk pemakaian oli motor yang biasanya memakai kopling basah. Biasanya yang ditampilkan adalah spesifikasi tingkat API servis, standar ILSAC, ACEA dan beberapa standar pabrikan mobil yang didukung oleh oli mesin itu misal standar MB (mercedez benz) atau BMW.

Sertifikasi ILSAC dikeluarkan oleh The International Lubricant Standardization and Approval Committee. Dimulai dengan standar ILSAC GF-4 yang berlaku untuk oli encer dengan tingkat viskositas SAE xW20 dan xW30 menambahkan pengujian tingkat keiritan bahan bakar sehingga membutuhkan oli yang encer dan licin agar mesin bekerja lebih ringan dan lebih hemat bahan bakar dan untuk mesin kopling basah termasuk motor akan menyebabkan slip kopling.

Para pemakai oli HDEO dan PCMO pada motor kopling basah mensiasati tidak adanya sertifikasi JASO MA dengan menghindari oli dengan serifikasi ILSAC GF-4 dan GF-5 maupun API SM/EC (Energy Conserving) dan API SN/RC (Resource Conversving) karena sudah dipastikan terlalu licin dan menyebabkan slip kopling. Selain itu juga memilih tingkat viskositas yang agak kental yaitu SAE xW40 atau yang lebih kental meskipun ada beberapa yang berani menggunakan oli SAE xW30 pada motor kopling basah.

Dengan memilih oli mesin HDEO dan PCMO dengan tingkat API servis yang sesuai untuk motor dan mempertimbangkan hal-hal di atas apakah sudah aman untuk kopling basah? Jawabannya adalah BELUM!. Karena belum diuji tingkat friksi pada kopling yang sesuai untuk motor kopling basah dan hal ini sangat vital. Jika tingkat friksi pada kopling terlalu kecil (licin) akan membuat kopling slip. Indikasi terjadi slip kopling adalah pada saat tuas kopling tidak ditarik dan jarum rpm berputar ke kanan (meningkat) tapi motor tidak bertambah cepat. Slip kopling bisa membuat  kopling hangus dan rontokannya menyumbat filter oli sehingga oli tidak bisa naik dan melumasi cylinder head sehingga bisa menyebabkan keausan pada camshaft sehingga timing mesin kacau dan menghancurkan katup, piston dan stang piston yang tentu saja tidak murah untuk diperbaiki. Bagaimana kalo tingkat koefisien friksi pada kopling cukup bagus mungkin mendekati standar JASO MA atau bahkan memenuhi standar JASO MA? Tentu saja mesin bisa berjalan dengan normal dan bahkan ada banyak anggota komunitas pemakai HDEO dan PCMO pada motor  yang cukup beruntung yang telah bertahun-tahun menggunakan oli HDEO dan PCMO di motornya dan aman-aman saja.

Untuk meminimalkan resiko komunitas pemakai HDEO dan PCMO berbagi jenis oli mesin HDEO dan PCMO apa saja yang menurut analisa property kimiawinya aman dan yang sudah dipakai dan tidak mengalami slip kopling dan dibuat daftarnya. Meskipun pengujian yang dilakukan dan belum teruji dalam jangka waktu yang lama tetapi lumayan bisa mengurangi resiko.

Berikut ini adalah salah satu contoh list daftar oli PCMO hasil dari analisis oleh Mbak Dian Susanti  yang dikirimkan oleh Mas Suryo Sigit Purnomo Jr pada group facebook HDEO/PCMO on Motorcycle.

List 1:
daftar_oli_sesat_kopling_basah_1

List 2:
daftar_oli_sesat_kopling_basah_2

List 3:
daftar_oli_sesat_kopling_basah_3

Kemudian bagaimana kalo menggunakan oli HDEO dan PCMO pada motor kopling kering misalnya skutik. Karena tidak menggunakan kopling basah sehingga spesifikasi JASO MA tidak diwajibkan sehingga selama tingkat viskositas SAE masuk dalam rekomendasi buku manual dan tingkat API servis sesuai juga sebenarnya relatif aman.

Kemudian mengapa para anggota komunitas pemakai HDEO dan PCMO mau bergambling dan rela menjadi alat testing oli mesin berjalan untuk mencoba oli HDEO dan PCMO pada motor mereka yang bagi sebagian orang tidak murah. Pertama karena menurut mereka bahwa oli HDEO memiliki tingkat TBN  (Total Base Number) yang tinggi mengindikasikan kadar aditif yang bertanggung jawab dalam menetralkan asam dan menyebarkan jelaga sehingga masa pakai oli yang lebih panjang. Dengan menggunakan oli dengan masa pakai yang panjang akan mengurangi limbah oli dan lebih ramah terhadap lingkungan. Selain itu pada kisaran harga yang sama HDEO dan PCMO memiliki tingkat standar API yang lebih baik dibandingkan dengan MCO (motorcylcle oil).

Sedangkan keuntungan menggunakan MCO (motorcycle oil) pada motor dibandingkan HDEO dan PCMO adalah keamanan dan garansi yang terjamin karena sudah teruji dan memiliki sertifikasi yang disarankan oleh pabrikan motor. Selain itu biasanya pada kisaran harga yang sama tingkat viskositas oli MCO lebih encer dibandingkan dengan oli HDEO dan PCMO misalnya xW40, xW30 sehingga kinerja mesin lebih ringan dan tenaga yang tersalurkan ke roda semakin besar sehingga performa kendaraan meningkat dan bensin lebih hemat. Selain itu produk oli MCO juga sangat lengkap untuk segala jenis kebutuhan Anda, dari mulai oli mineral based, semi sinthesis sampai fully sinthesis dan dari tingkat SAE yang encer xw30, xW40 sampai dengan yang kental xW50 semua tersedia dan sangat banyak macamnya dan dari harga yang murah sampai yang mahal.

Jadi motor Anda akan menggunakan oli MCO (motorcycle oil) atau HDEO atau PCMO semua terserah Anda. Tetapi penggunaan oli di luar rekomendasi pabrikan garansi akan hangus dan resiko ditanggung oleh Anda sendiri. Saya merekomendasikan agar tetap menggunakan oli MCO pada motor Anda.

Sekian artikel ini, semoga bermanfaat dan mudah difahami karena mencari istilah yang mudah difahami agak sulit. Jikalau ada kesalahan harap maklum karena masih belajar dan mohon koreksinya.

58 thoughts on “Bahaya Menggunakan Oli Diluar Spesifikasi Dari Pabrikan Motor

  1. jetwan tumpaker

    Artikel keren nih, ada data excelnya segala, ngambil punya siapa Mas? Udah ijin belum? Kalau belum ijin namanya . . . Heuheuheu…

    Balas
    1. ariefsujatmiko Penulis Tulisan

      saya mendowload gambar file excelnya itu dari grup facebook HDE/PCMO on Motorcycle yang diupload oleh saudara Suryo Sigit Purnomo Jr, dan karena diupload di forum publik jadi saya kira sudah diperbolehkan untuk diketahui oleh umum..

      Balas
      1. jetwan tumpaker

        🙂 pembaca bingung Mas, artikelnya counter HDEO/PCMO tapi panjenengan malah nyantumin list HDEO/PCMO yang aman untuk sepeda motor, kan ga lucu, ehh lucu deng ^_^ untung pemilik sumbernya baik hati, cuma bisa nangis pas hasil kerja kerasnya dicomot orang lain yang justru digunakan untuk menjatuhkan dirinya 😥

        Jadi kesimpulan artikel ini bagaimana Mas? HDEO/PCMO yang tepat pemilihannya tetap berbahaya untuk sepeda motor?

      2. ariefsujatmiko Penulis Tulisan

        intinya sih semangat saya menulis itu utk berbagi pengetahuan yg mungkin bermanfaat bagi orang banyak, jadi hasil analisisnya mbak dee santi itu bisa meminimalisir resiko yang mencoba memakai oli hdeo / pcmo pada motor..

  2. ariefsujatmiko Penulis Tulisan

    Dan artikel ini memang khusus saya susun sendiri dengan dasar dari berbagai sumber, dan untuk screen shot file excelnya memang saya mendowload dari group facebook HDEO/PCMO on Motorcycle yang diupload oleh Mas Suryo Sigit Purnomo Jr…

    Balas
      1. Dian Susanti

        Yup2,, tapi aq bukan anggota di sana lagi. .
        Beda jurusan ka,, kalo aq lebih prefer di Long Drain Interval Community ka,, PCMO/HDEO/MCO kita diskusikan,, asalkan tetep di main course kita,, Hemat Energi dan Sumber Daya. .

      2. Dian Susanti

        Kalau di mesin,, oli PCMO aq yakin bisa memberikan proteksi maksimal,, metode pengetesannya jauh lebih advance dari metode JASO MA. .
        Tetapi yang dipermasalahkan bukanlah mesinnya,, tpi lebih ke Koplingnya. .
        Makanya,, klo ragu pke PCMO/HDEO,, ya bisa pake MCO sekelas Motorex ato Bel Ray,, yg sudah pasti bagus. .

        Oh iya,, sejak tahun 2002 Suzuki Shogun itu tidak pernah service besar,, apalagi ganti kampas kopling,, meskipun aq slalu pake oli PCMO. .

      3. Dian Susanti

        Riwayatnya hanya 3 oli:
        1. Pertamina Prima XP 10W-40,, sekitaran 5,000 Km x 10 kali ganti
        2. Pennzoil 10W-40,, sekitaran 5,000 Km x 8 kali ganti
        3. Pertamina Fastron Fully-Synthetic 0W-50,, sekitaran 10,000 Km x 4 kali ganti

    1. Dian Susanti

      Ga pernah. .
      Yang pernah aq pake itu:
      1. Suzuki Shogun 2002 (Pertamina Prima XP 10W-40,, Pennzoil 10W-40,, Pertamina Fastron Fully Synthetic 0W-50)
      2. Yamaha Jupiter MX 2008 (Pertamina Fastron Fully Synthetic 0W-50)
      3. Yamaha New Vixion Lightning (Pertamina Fastron Fully Synthetic 0W-50)
      4. Motor matic,, PCMO semua

      Suzuki Shogun 2002 itu dari turun motor ga pernah pake MCO sama sekali,, n smpe skarang udah balik ke 0 Km lagi,, n ga pernah ganti kampas kopling smpe sekarang. .

      Dari jaman dulu,, aq selalu pke PCMO qo. .

      Balas
  3. Stanzz

    API SN bisa ko masuk kopling basah. Malah lebih enak pake oli mobil dgn API SN, olinya gak cepet bikin slip kyk pas pake MCO kerang.

    Balas
      1. budi pradana

        hmmmm saya pake shell helix HX7 yang udah API SN enak enak aja dan ngga pake slip kopling.
        karena HX7 masih SN biasa belom ada EC/RC. dan trackday di sentul karting enak enak aja.

  4. thimmy.t

    Coba dulu mas, br ksh perbandingan, klo blm nyoba lgsg ngejudge gak bnr jg perbandingannya……
    -Viva PFD Lovers Family-

    Balas
  5. botakz

    jadi…. Oli yg mendukung buat gas pol tahan sampe ribuan kilo jalan yg ku tempuh lewati rintangan untuk aku bossmu apa?

    Balas
  6. Rochim

    atas saran dari mbak dian santi sekarang motor makin nyaman ^_^. (rumah-kantor 40 km pp 80km + sesekali jarak jauh) . . . beda oli berasa 🙂 .

    Balas
  7. hss04

    Gampang aja sih drpd terlalu ribet. Tes Used Oil Analisys. Untuk oli dgn harga setara yg mau dibandingkan.

    Biar g terlalu lama debat kusir 🙂

    Hidup Long Drain.

    Balas
  8. sandy

    pertanyaan pertama dr sy anda udah test diberapa segmen ? head to head antara MCO vs HDEO dan brp km jarak tempuhnya
    Klo anda tanya ke sy udah test atau belum…..sy maah test nya sampe bosen ya TS, sy dr motor harian (scorpio , ninja 250) sampe motor drag 201m dan 500m (jupiter 130cc, 200cc, 250cc) endrayen nya pk oli diesel koq…….. dan soal pengecekan anda gk usah kuatir, sy pny mekanik yg bs disuruh bongkar mesin tiap jam…….so anda mau liat perkembangan kopling nya slip atau nggak tiap hari jg bisa..
    Yang pasti untuk sy sekarang, GO GREEN, Long Drain Interval Community(anda gk prnah ngerasain beli oli Motul 5100 satu karton soale)………Hemat berapa duit coba ? dari oli Motul 5100 @120rb per 2000km ganti oli krn penguapan udah 350ml, sekarang jadi shell Rimula R4X @50rb udah 2500km msh kerasa enak dipake dan penguapan cm 100ml (total oli 1200ml)

    jadi koq rasanya turut prihatin yaa klo anda nge judge “belum” atau bahaya nya pake oli diesel, pk dibilang beruntung klo mesin nya awet.
    salam LONG DRAIN INTERVAL COMMUNITY

    Balas
  9. Blake Bayu

    saya sih gak muluk2. pada kenyataanya emang oli HDEO/PCMO lebih advance kok di banding MCO yang sekelas hargany. PERC cuma tahan 1.500km, motul 5.100 cuma 2.000, Ax7 cuma tahan 1.800-2.000km, Ax5 yang saenya sama dengan HDEO pd umumnya aja cuma kuat 1.500km di Abs Revo saya. Cukup pake Oli Shell R4x Regular ke 4 dapat 4.400km dengan penguapan 25%. mereka yg skeptis karna belum pernah mencoba. karna yg jadi petunjuknya adalah manual book and Mekanik Pabrikan..!! :p

    Balas
  10. Kalem

    Judulnya nakutin banget padahal pengalaman pemakaian sehari-hari lebih cenderung sangat bagus dan aman pol abis buat para bikers ! Kalo oli motor dipakai ke mobil barulah sangat berbahaya/very dangerous spt ISIS !!! Garansi mesin gak jaminan afdol di beres. Walau pakai oli motor tapi ada kerusakan mesin pihak beres belum tentu mau terima garansinya yg masih berlaku, contoh: skutik wtf 125 awalnya banyak complain krn ngorok dan suka brebet businya suka jebol pdhal rusaknya bukan krn konsumen tp setingan mesinnya gak sesuai setelah dipakai sekian lama dan Km jalan, dsb.

    Balas
  11. thimmy.t

    Mungkin suhu Deddy Sanusi klo nongol dimari akan ksh saran yg lbh mendalam terkait HDEO utk mtr……
    -Viva PFD Lovers Family-

    Balas
  12. creodonta

    Setelah di baca lbh teliti lagi saya punya beberapa pertanyaan terkait penggunaan oli diesel di speda motor..
    1. Mesin sepeda motor kan memakai BBM gasoline (bensin) dan pola pembakarannya menggunakan busi, sedangkan mesin diesel menggunakan BBM solar dan pola pembakarannya menggunakan kompresi
    kayaknya ga nyambung deh. .
    2. Terkait desain mesin sepeda motor pada umumnya, yg memasukkan gigi transmisi dalam satu ruang yg sama dengan mesin, apakah oli diesel mampu menghadapi remasan gigi2 transmisi? perhatikan point yg ini…!!!
    3. Berkaitan lagi dengan desain kopling basah pada umumnya apakah oli diesel mampu memberikan jaminan anti slip kopling, sesuai dengan persyaratan JASO MA? pikir2 dulu ya soal ini, ga main2 lho
    4. Putaran operasional mesin sepeda motor yg rata2 pada pemakaian sehari2 bisa menginjak 6000rpm lbh dlm situasi normal, sedangkan mesin diesel di 4500rpm sudah mentok, apakah mampu oli diesel melayani putaran mesin sepeda motor yg kadang bisa di paksa sampai 12.000rpm, hati2 untuk point yg ini…
    Saya pribadi hanya mengingatkan, pelajari dengan teliti, jangan hanya terbuai omongan yg data serta fakta tidak nyambung…
    Pelajari lagi rugi dan untungnya…

    Salam Mobil Delvac 1 on GL150BDF1 K18..
    It’s Amazing to be different Dude….

    Balas
  13. Alki Rahmatullah

    Ikut mantau ah.. ramai nih. Pertanyaan saya,kalau si masnya bilang pemakaian oli diesel akan menggugurkan garansi,bagaimana kalau motor tsb sudah tidak ada garansinya mas? Dan pertanyaan kedua,si mas nya sudah coba belum dimotornya? Kok bisa bilang bahaya? Segitu saja pertanyaannya.. Salam dari nubi yang masih belajar juga mengenai oli HDEO/PCMO di motor.

    Review Pemakaian Oli Sesat Setelah 500 Kilometer di Honda Revo 100,Bagaimana Impresinya?

    Balas
  14. alvaro

    Itu si creodanta teori ngalor ngidul ujungnya salam mobil delvac1, emang ntuh oli apaan?

    Stand up comedy tuh orang

    Balas
  15. Luqmanul Hackim

    ane pakai API SN mas bro,,,

    API SN, SAE 0W-20 di Vario 125i

    Tidak bahaya kok,,, asal jangan pakai API SE SAE 40 aja,,,

    Balas
  16. Ping balik: Oli yang bagus untuk mesin itu tidak butuh viscosity index yang tinggi tinggi amat, banyak yang salah mengerti soal VI dan HTHS | Mengupas soal motor

  17. Ricz

    Wtf 125 saya pake oli std bawaan pabrikan dan oli mpx2 hanya saat servis pertama. Setelah itu pake pertamina fastron gold 5w-30 selama 6000km dan pfg yg kedua ganti lagi setelah 8000km, selanjutnya shell hx8 5w-30 juga 8000km. Oli ke 5 saya shell ultra 5w-40. Odometer udah 29.450km. Ada point utama yg perlu diperhatikan:

    1. Tempat beli oli, pastikan resmi, misal : shop n drive astra, ACE hardware, lottemart, olimart pertamina, dll. Karena banyak oplosan/kw.

    2. Rutin cek ketinggian oli di deepatick/ volume oli. Jika 800ml berikan 800ml, atau 1L juga kasih 1L. Cek ketinggian oli tiap 2000km di deepstick. Saya belum pernah tambah oli sekalipun, pengecekan setelah 6000km pemakaian oli masih di top level, bahkan setelah ditap volumenya utuh 800ml. Terlalu banyak memasukkan oli mengakibatkan oli tertabrak kruk as, dan bergelembung/busa, mengakibatkan kegagalan fungsi pompa oli.

    3. SAE / kekentalan yg sama atau mendekati anjuran. oli std ahm MPX2 10w-30, kalau pake 5w-30 (pfg dan HX8) benar benar cucok rasanya. Beralih ke shell ultra 5w-40 ngga seenak oli2 sblmnya. Next cari yg kekentalannya sesuai setelah km 32.000 atau coba pertamina fastron gold 0w-20 yg lebih encer, dengan catatan coolant udah saya ganti prestone ijo prediluted rady to use 1L beli di shop n drive. Itung2 coba oli yg encer krn mesin uda ga garansi, tinggal garansi sistem injeksi…. Siapa tau lebih enak yg lebih encer…

    Balas
  18. Ping balik: Anjuran cari oli mobil yang nggak ada logo Energy Conservingnya biar nggak selip kopling itu menipu | Mengupas soal motor

Tinggalkan Balasan ke botakz Batalkan balasan